Dalam era global ini yang dihadapi bangsa kita tidak sekadar melek baca-tulis, tetapi harus memiliki kemampuan untuk bersaing dengan negara lain. Negara yang maju memiliki budaya literasi yang tinggi. Mereka mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga sukses dalam persaingan kerja. Bila ingin menjadi bangsa yang maju, yang mampu eksis dan berkiprah dalam pasar global , maka perlu membudayakan literasi . Hal ini tentu saja tidak mudah, seluruh elemen bangsa harus terlibat. Kita harus menyadari bahwa pembiasaan gemar membaca menulis merupakan langkah awal untuk membangun peradaban manusia.
Minat dan budaya baca perlu dikenalkan pada anak-anak sejak dini dalam keluarga . Misalnya saja ketika mereka masih balita. Kita bisa memberinya buku-buku berwarna dengan gambar yang menarik. Dari gambar mereka akan mencoba untuk bercerita sesuai dengan daya tangkap masing-masing. Hal ini tentu lebih baik daripada dikenalkan ponsel pintar di usia yang masih kecil. Lihat saja anak-anak sekarang, mereka telah mengenal ponsel dari kecil, akibatnya kecanduan game, malas bergerak, egois dan lain sebagainya. Bila sudah seperti ini maka orang tua baru merasa kebingungan. Hadiah ulang tahun berupa buku pantas untuk dibudayakan daripada ponsel yang justru menjadi
kokain bagi anak-anak. Untuk itu sebelum terlambat, mari kenalkan buku kepada anak-anak sejak dini, agar mereka terbiasa membaca. Selain mengenalkan buku bacaan kita juga bisa mengenalkan perpustakaan kepada anak-anak melalui wisata buku. Ajaklah mereka sesekali ke perpustakaan atau membuat perpustakaan mini di rumah, dengan buku-buku yang menarik dan mendidik. Dengan demikian keluarga menjadi sekolah pertama yang mengenalkan literasi baca tulis kepada anak-anak. Sesungguhnyalah membangun peradaban dimulai dari keluarga dan dari unsur yang paling kecil.
Sementara itu dalam lingkungan sekolah, juga sudah diberikan pedoman pelaksanaan literasi sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2015. Sebelum masuk kegiatan proses belajar mengajar, dibudayakan literasi dengan membaca buku-buku bacaan yang sarat dengan pesan moral dan penumbuhan budi pekerti. Anak-anak pada jam pembiasaan ini diharapkan tidak sekadar membaca , tetapi mereka mampu menuliskan. Hakikat dari literasi adalah membaca dan menghasilkan tulisan. Melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk menulis dengan membuat jurnal maupun resensi sederhana dari buku-buku yang dibaca. Tulisan inilah yang nanti akan mampu menjembatani generasi satu ke generasi berikutnya, sehingga terwujud peradaban yang bermartabat dan menjadi bangsa yang hebat.
Ekosistem sekolah dan masyarakat yang memiliki budaya dan minat baca yang tinggi menunjukkan daya saing dan kualitas pendidikan yang tinggi. Dengan literasi maka budi pekerti akan tumbuh dengan baik. Kemajuan teknologi yang semakin menjamur pun bisa disikapi dengan literasi digital.. Penyimpangan penggunaan ponsel yang cenderung kurang bermanfaat harus diubah ke arah yang lebih baik. Tawuran pelajar yang timbul karena saling ejek lewat media sosial semoga tak lagi terdengar. Semua itu tentu bisa dihindari, apabila kita sebagai pengguna teknologi bisa memanfaatkannya dengan baik. Dengan kata lain para pengguna teknologi harus melek literasi digital. Apabila pola pikir penggunaan teknologi sudah bergeser , maka generasi harapan, calon pemimpin bangsa akan tumbuh menjadi generasi beradab yang melek teknologi. Aplikasi dan media-media pembelajaran bisa diakses melalui ponsel pintar kita.
Begitu eratnya hubungan antara peradaban suatu bangsa dengan minat dan budaya baca tulis, maka pengenalan literasi sejak dini dari lingkungan terkecil sangat diperlukan. Keluarga menjadi wahana tumbuh kembang budi pekerti yang pertama harus diperhatikan. Pengenalan literasi dari hal-hal yang ringan dan sederhana, sehingga bisa membentuk pola pikir dan peradaban yang berkualitas. Setelah mengenyam masa pendidikan formal, maka sekolah menjadi tempat kedua untuk semakin menyuburkan budaya minat baca dan tulis. Dengan demikian baik keluarga, sekolah maupun masyarakat perlu bersinergis untuk membentuk masyarakat yang berbudaya. Mari galakkan literasi sejak dini untuk membangun peradaban bangsa yang luhur. Semoga bangsa kita menjadi bangsa pembaca dan mampu bersaing di era global tanpa meninggalkan jati diri.
#edisibelajar#
Banguntapan,05042019