Misteri  peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang  membuat  gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut  Titanic  yang masih hidup.
Dua  orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba  muncul  dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah  persis  seperti semula. Teori lorong waktu telah menjawabnya.
Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991.
Kapten  kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun  setelah  ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe,  dia  diselamatkan dari atas gunung es. Selama berpuluh-puluh tahun hanyut   terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan   lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih   tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih   menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal   Titanic pada tanggal 15 April 1912.
Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan  pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith.
Seorang  lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia  29 tahun  diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada  tanggal  24 September 1990.
Namun  yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun  1912  hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga.
Dia  ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya   Islandia. Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal   Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.
Smith,  kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi  hidup  orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu.
Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misterius,  maka hal ini sangat menarik perhatian orang banyak.
Ilmuwan  Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa  melihat  keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas  keberadaan  lorong waktu.
Dalam  sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain  sebagainya  yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar  di  perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong   waktu yang misterius ini.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally  mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut.
Pertama,  obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat  kematerialan,  tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia  fana  kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia  akan  membukanya.
Kedua,  lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu,  setelah  memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke  masa  lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam  lorong  waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan  arah,  bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam  membeku.
Ketiga,  terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki  lorong  waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari  lorong  waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan  lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu,  dan karena  waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3  tahun, 5  tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan  satu atau  setengah hari.
No comments:
Post a Comment