Friday, January 4, 2019

Biarkan Dia Belajar


13 Dec @Parenting

Kulihat seorang ibu yang masih muda tergopoh-gopoh menghampiri meja guru piket, membawa tas kresek.

“ Pagi Bu.., maaf saya mau mengantar buku dan bekal anak saya, tadi ketinggalan ,”

“ O ya Bu, untuk Ananda siapa ya?” tanya Bu Anik sambil mempersilahkan wali siswa tadi duduk.

Beliau pun menyebut nama dan kelas anaknya. Setelah itu berpamitan pulang dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

“ Wah Ibunya sangat sayang ya, sampai-sampai bekal ketinggalan saja disusulkan,” komentar Mbak Mia, guru yang paling muda di tempatku.

“ Benarkah Bunda ? Apakah menyusulkan barang tanda kasih sayang ?

Atas nama cinta dan kasih sayang, masih banyak para orang tua yang menyusulkan buku ataupun benda anak yang tertinggal ke sekolah. Sebenarnya tidak perlu demikian. Mengapa ? Memang tampak sepele hanya mengantarkan barang, namun bayangkan dampak yang mungkin akan timbul bila dibiarkan terus menerus. Hari ini tertinggal disusulkan, besok bisa jadi ada lagi yang tertinggal, apakah juga akan disusulkan? Iya kalau sempat menyusulkan bagaimana bila suatu saat tidak bisa ?

Hal kecil namun dampaknya sangat besar untuk perkembangan karakter anak. Biarkan anak untuk belajar memahami sebab akibat. Biarkan anak berlatih menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Sesungguhnya ketika barang yang tertinggal diantarkan, anak justru menjadi lemah, manja dan tidak mandiri . Dia menjadi kurang hati-hati dan teliti. Bisa-bisa dia berpikiran toh nanti pasti diantar kalau ketinggalan. Nah lho….Akibatnya justru sangat merugikan bagi si anak itu sendiri. Menjadi orang yang seenaknya, selalu berharap bantuan orang lain. Padahal kita tidak mesti bisa mendampinginya terus menerus bukan?

Alasan khawatir bila dimarahi, dan kasihan sangat tidak tepat. Setiap hal akan menjadi proses pembelajaran bagi anak . Biarkan anak belajar menerima konsekuensi dari apa yang diperbuat. Ini akan menjadi pelajaran berharga baginya. Mungkin memang menyakitkan bagi si anak, ketika dimarahi tetapi tidak apa-apa toh hanya sebentar. Besok-besok dia akan lebih teliti dan tidak diulangi lagi. Dia akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan kuat .

Menyayangi anak tidak dengan menjadikannya generasi yang lemah. Biarkan dia tumbuh menjadi generasi yang kuat, mandiri dan bertanggung jawab. Sesungguhnya penanaman karakter dimulai dari hal-hal yang kecil. Janganlah kasih sayang kita justru menjadikannya generasi yang lemah. Mari Bunda..sayangi anak-anak kita dengan cara yang tepat. Ingatkan sebelum berangkat akan lebih baik daripada kita susulkan.

#edisi mengingatkan diri sendiri #

No comments:

Post a Comment