Thursday, January 3, 2019

Dara Fathia dan Indahnya Poligami


14 Nov @Kolom

Kubuka tirai rumah besar gurusiana, kusapu beranda agar semakin tambah wawasan dan pengetahuan, sambil bercengkerama dengan teman-teman gurusianer lainnya. Beraneka rasa hari itu kulahap dengan nikmatnya, ada yang berbunga-bunga penuh cinta ( siapa yaaa…… ) , ada yang gembira karena buku perdananya telah naik cetak, ada yang merayakan hari jadinya ( ehemmm…colek Bunda Rini ), ada aneka puisi gambaran hati dan lain sebagainya. Tapi mengapa ya terasa ada yang mengganjal dalam hatiku, ada yang masih kurang. Kutelusuri sudut-sudut beranda , namun tak jua kutemukan. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke dalam kamar-kamar di dalam.

Sampailah aku di depan pintu kamar yang begitu indah. Kulihat teman-teman gurusianer yang lainpun tengah menunggu kamar itu dibuka dengan setia. Akupun ikut terduduk di antara mereka. Menyapa dengan penuh kelembutan di setiap tulisan, bahasanya yang keibuan membuatku merasa nyaman dan teduh berlindung di dalamnya. Tak lupa selalu diselipkan doa . Dialah penulis papan atas ,Bunda Raihana Rasyid ( penulis buku Dara Fathia ) yang merakyat, tak segan memberi motivasi bagi kami para pemula. Rendah hati dalam setiap langkah, pertanda ilmuwan yang sejati. Tak segan berbagi dan menginspirasi. Kehadiran untaian kata-kata yang manis darinya selalu dinanti . Tak bosan-bosannya membaca kembali karya-karyanya sebagai penawar hati .

Aku beranjak ke kamar sebelah, milik seorang wanita yang begitu energik. Beliau selalu cekatan dalam menangkap setiap ide dari lingkungan. Lincah dan ramah itulah gambaranku tentangnya. Tak lelah menyambangi dan menginspirasi, selalu mengapresiasi tanpa henti. Doa indahpun tak lupa selalu diberikan. Tak pernah pilih kasih dengan siapapun. Dialah Bunda Siti Ropiah, penulis buku Indahnya Poligami . Dalam sehari begitu banyak yang bisa dituliskan, tapi entah mengapa hari itu tak seperti biasanya.

Ternyata…baru kini kusadari, betapa hati merindu ketika sehari saja tak bertemu, betapa besar arti kehadiranmu dalam setiap tulisanku. Hati yang gembira, penuh dengan bunga ketika Bunda-bunda ini singgah dan berkomentar. Akupun menjadi bertanya-tanya. Ada apa? Ke mana? Di mana? Mengapa?

Bersama tulisan ini kutitipkan rindu teruntuk Bunda Rai dan Bunda Siti. Doa terbaik untuk Bunda berdua, semoga Allah senantiasa menjaga di manapun berada. Tetaplah menginspirasi dan memotivasi kami, karena kehadiranmu sungguh berarti.

Penuh rindu

Banguntapan,14112018

No comments:

Post a Comment