Thursday, January 3, 2019

Tulisan Pertamaku di Gurusiana


01 Dec @Kolom

Kubuka manajemen artikelku dan kulihat kembali tulisan pertamaku di gurusiana. Sebuah tulisan tentang motivasi untuk diri sendiri yang berjudul “ Mampukah Aku ? “ Sungguh tulisan yang sangat sederhana, berangkat dari niat diri untuk bisa menulis dan mendapat kesempatan dibimbing oleh Mediaguru kelasnya Mas Eko Prasetyo.

Kucoba menulis waktu itu dari kata pertama yang muncul dalam benakku. Selanjutnya adalah menuliskan kalimat sebanyak-banyaknya tentang apa yang bisa terlihat dan terukur dengan kelima indera kita. Merangkainya menjadi kalimat yang bermakna dan saling berhubungan . Satu kalimat beranak menjadi beberapa kalimat hingga akhirnya terbentuklah paragraf demi paragraf. Kita bisa juga menuliskan lebih dahulu pohon utama tulisan kita, kemudian membaginya ke dalam beberapa cabang. Tiap cabang tentunya akan beranting. Begitulah seterusnya.

Pertama kali menuliskan segala hal tentu masih acak dan melompat-lompat, saya pun menjadi geli sendiri. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan tatatulis dan urutan agar lebih rapi atau istilahnya tahap editing. Alhamdulillah, akhirnya jadi juga tulisan pertamaku di gurusiana sebanyak 300 kata.

Menulis tidak harus menunggu sempurna, tetapi menulis menunggu keberanian. Keberanian untuk menulis dan menyempatkan diri untuk menulis. Terkadang kita merasa tak ada waktu atau kesempatan karena kesibukan kita. Menulis tidak menunggu waktu luang, tetapi kita memang harus meluangkan waktu . Ibarat pisau menulis harus selalu diasah agar semakin tajam dan sempurna, dan di dunia ini tak ada yang sempurna.

Berikut ini adalah tulisan saya yang pertama, bermodal keberanian mengalahkan diri sendiri dan ketidakpercayaan diri.

MasyaAllah....

Bisakah aku menulis? Mungkinkah tulisanku nanti pantas untuk dibaca? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benakku. Keinginan untuk bisa mempunyai sebuah buku hasil karya sendiri, semakin memperkuat tekadku untuk mendaftarkan diri mengikuti Bimtek Karya Tulis ini . Kurangkai satu persatu , kata demi kata agar menjadi sebuah tulisan,tanpa punya keberanian untuk mngoreksi ulang. Berharap pada keberuntungan akhirnya kukirimkan ke bidang program agar aku lolos seleksi bimtek.

Rasa senang bercampur kaget ketika ternyata tulisanku yang masih semrawut itu membawaku datang kembali ke Kota Bandung. Kota yang pertama kali aku datang karena ada panggilan mengikuti Diklat Instruktur Nasional . Kini aku datang kembali, tetapi dengan harapan dan tujuan yang berbeda.

Hujan deras mengguyur ketika aku sampai di gedung P4TK IPA. Peserta lainpun sudah berdatangan, dari seluruh penjuru nusantara . Senang bisa berkumpul dengan mereka, guru-guru hebat yang sudah berkiprah dan berkarya.Terlihat wajah-wajah penuh kepercayaan ,membuat semakin kecil nyaliku. Mampukah aku...? Semakin tidak karuan rasanya, terlebih ketika disuruh untuk menuliskan 300 kata . Selama ini aku memang senang menulis, tetapi selalu berhenti di tengah jalan. Tak satupun yang bisa berakhir dengan baik. Seribu alasan kuungkapkan agar aku semakin tidak merasa bersalah. Namun jujur, memang benar adanya bukan waktu yang tak pernah ada untuk menulis,tapi kecilnya kemauanku untuk membuatnya menjadi sebuah tulisan yang utuh.

Pernah kucoba untuk menyelesaikan sebuah karya PTK. Namun terhenti pada BAB III.Tak kunjung selesai juga. Selalu nanti dan nanti...akhirnya hari berganti dan tulisanpun terhenti. Terlebih ketika guru harus beralih menulis administrasi, besok ada supervisi. Bahkan sempat pula kucoba untuk menulis puisi, namun ternyata tak seindah karya pujangga. Dan akhirnya tulisankupun hanya menjadi status dalam storyku.

Terselip harapan dalam doaku lewat bimtek ini, bisa kutuliskan sebuah karya, walaupun mungkin tak sehebat “Senggani “. Sungguh menginspirasi, termotivasi , berkumpul dan belajar di sini , semoga semangatku tetap kubawa sampai kotaku nanti.Penulis adalah peserta Bimtek Sagusabu P4TKIPA angkatan 2.

Edisi Refleksi Diri

No comments:

Post a Comment