Friday, January 4, 2019
Untukmu yang Telah Pergi
17 Dec @Cerpen
Malam sudah begitu sunyi, lampu sudah dimatikan, mata pun sudah kupejamkan rapat - rapat. Namun wajahmu tetap melekat dalam ingatan, senyummu masih menari-nari di pelupuk mata, bahkan suaramu masih begitu jelas terdengar. Hatiku sekan berontak, akal pun seakan tak bisa menerima, kau telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Bulir-bulir hangat pun kembali berjatuhan membasahi pipi. Aku pun kembali terisak, melepas kepergianmu duhai belahan jiwa.
Bergegas kubuka mata, aku pun terduduk di pembaringan. Pikiranku kembali melayang jauh, menembus dinding kamar dan berjalan di waktu yang silam. Engkau pemuda idaman yang datang bak seorang pangeran berkuda dari negeri dongeng . Menjadikanku permaisuri yang selalu kau rindukan. Kuterima dirimu dengan segenap jiwa dan raga. Kupasrahkan hidupku untuk bersamamu, melewati indahnya hari-hari dan berlayar bersama dalam samudera kehidupan. Semua begitu indah kala itu. Hantaman dan terjangan gelombang yang terus mendera tak sedikit pun mampu menggoyah kapal kita, terus berlayar menuju pulau impian , dengan suka dan penuh cinta.
Hingga suatu ketika petir datang menyambar, badai begitu kencang menghantam. Pukulan yang teramat berat harus kita terima. Bertahun-tahun berjuang melawannya. Dirimu tak pernah menyerah, aku pun juga tak ingin menyerah, bersama kita hadapi semuanya dengan kebesaran jiwa. Keyakinan Allah akan memberikan penawar luka nan lara. Meski begitu menyakitkan kita tetap saling menguatkan. Terkadang aku begitu lemah, meronta dengan semua keadaan ini, namun sikapmu dan semangatmu yang begitu gigih untuk terus bertahan membuatku tersadar akan makna ikhlas dan berjuang. Aku tahu, hatiku yang terluka melihat sakitmu tidaklah sebanding dengan rasa sakit yang kau rasakan . Maka aku pun kembali tegar dan mencoba ikhlas menjalani ini semua. Kau tetap pangeran berkudaku yang telah menjadikanku pilihan hatimu.
Kini perjuanganmu telah usai, bertemu denganmu bukanlah suatu kebetulan. Menikah denganmu pun sudah menjadi pilihan. Kaulah belahan jiwa , pangeran berkuda yang dulu kurindukan. Berpisah denganmu adalah takdir yang harus kita terima . Kini tak lagi kaurasakan sakitmu. Nyenyaklah dalam tidur panjangmu.
Kuyakini semua sebagai suratan dari Yang Maha Kuasa, meski hanya sebentar kita bersama, namun kenanganmu akan tetap ada menemani hari-hariku menjalani kehidupan meski tanpamu. Menangis sekeras apapun tak akan mengubah keadaan, engkau tetap tak akan pernah kembali. Aku akan tetap tegar, walau mungkin masih terasa hambar. Aku akan terus berusaha menghirup nafas ikhlas dalam setiap langkah. Aku tak ingin menangis lagi, bergegas kuhapus air mata yang masih terjatuh di pipi. Aku harus kuat melanjutkan hidup ini. Doa tulus kan slalu kupanjatkan untukmu. Selamat jalan belahan jiwa, selamat jalan pangeran berkuda. Damailah kau di sisi-Nya.
#teruntuk sahabatku semoga ikhlas dan selalu sabar #
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment