Rambutnya sudah tak hitam lagi, warna putih menjadi sangat dominan. Kulitnyapun sudah berkeriput dan mulai kisut, namun kecantikannya tetap tercermin dari senyumnya. Tatapan matanyapun tetap teduh dan menyejukkan. Belaian tangannyapun tak berubah, masih sama seperti masa kecilku dulu. Dialah wanita yang selalu ada untukku. Bahkan sampai aku sudah berkeluarga dan punya anakpun , beliau tetap seperti dulu. Meski kini jarak memisahkan , namun dering telepon setiap hari seolah sudah terjadwal rutin. Terkadang karena kesibukan dan berbagai urusan aku lupa untuk menelepon duluan, tetapi Ibuku tak pernah lupa. Alangkah naifnya aku....terkadang aku menjadi malu sendiri, ketika Ibukulah yang lebih dulu meneleponku. Suara lembutnya khas, begitu juga tawa dan candanya. Bahkan meski lewat telepon saja, Ibukku sangat hafal dan mengerti betul kondisiku, sedang sedih, suka ataupun gembira. Seolah semua tak bisa kusembunyikan dari beliau.
Kutuliskan puisi ini untuk Ibuku, wanita yang menjadi motivator dan sumber inspirasi dalam hidupku.
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tlah mengandungku
Mengajariku membuka mataku
Menapakkan kakiku
Tak kenal lelah merawatku
Membesarkanku
Mengajariku mengenal sekeliling
Agar tak sesat jalanku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tak pernah rela dengan air mataku
Selalu diusapnya tangis kekalahanku
Wanita yang selalu bahagia
Atas keberhasilan dan kemenanganku
Wanita yang selalu membelai rambutku
Kala gundah menyapa hidupku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tak jemu mendorongku
Untuk terus menuntut ilmu
Wanita yang rela tak memakai baju baru
Agar bisa membeli buku
Wanita yang rela menjadi buruh
Agar bisa melanjutkan kuliahku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang dengan tulus selalu mendoakanku
Dalam setiap hentakan napasnya
Untuk keberhasilan dan kebahagiaanku
Ibuku adalah guruku
Karenamulah hari ini aku dipangil “ Bu Guru “
Berkatmulah aku bisa mengerti duniaku
Terimakasih Ibuku
Berjuta kata pun tak kan mungkin mampu
Menggambarkan rasa terimakasihku
Bahkan berlian segunungpun
Tak kan pernah sebanding dengan pengorbananmu
Terimakasih Ibuku
Engkaulah guruku
Kutuliskan puisi ini untuk Ibuku, wanita yang menjadi motivator dan sumber inspirasi dalam hidupku.
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tlah mengandungku
Mengajariku membuka mataku
Menapakkan kakiku
Tak kenal lelah merawatku
Membesarkanku
Mengajariku mengenal sekeliling
Agar tak sesat jalanku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tak pernah rela dengan air mataku
Selalu diusapnya tangis kekalahanku
Wanita yang selalu bahagia
Atas keberhasilan dan kemenanganku
Wanita yang selalu membelai rambutku
Kala gundah menyapa hidupku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang tak jemu mendorongku
Untuk terus menuntut ilmu
Wanita yang rela tak memakai baju baru
Agar bisa membeli buku
Wanita yang rela menjadi buruh
Agar bisa melanjutkan kuliahku
Ibuku adalah guruku
Wanita yang dengan tulus selalu mendoakanku
Dalam setiap hentakan napasnya
Untuk keberhasilan dan kebahagiaanku
Ibuku adalah guruku
Karenamulah hari ini aku dipangil “ Bu Guru “
Berkatmulah aku bisa mengerti duniaku
Terimakasih Ibuku
Berjuta kata pun tak kan mungkin mampu
Menggambarkan rasa terimakasihku
Bahkan berlian segunungpun
Tak kan pernah sebanding dengan pengorbananmu
Terimakasih Ibuku
Engkaulah guruku
No comments:
Post a Comment