Langit begitu gelap
Awan tebal menyelimutinya
Hitam berarak beriringan
Mentaripun tak tampak jua
Kelam dan mencekam
Dinginpun menusuk tulang
Luluh lantak jiwa dan raga
Aku hanya tertegun dan diam
Termangu dalam ketakberdayaan
Menatap kepergianmu
Tanpa satupun pesan kau tinggalkan
Hanya perih yang tak berkesudahan
Ingin kubuang lara
Agar turut serta
Namun aku tak kuasa
Bertahta ia dalam jiwa
Mencabik-cabik seluruh asa
Hingga tak kulihat lagi cahaya
Air mata sudah hilang entah ke mana
Kering kerontang di padang gersang
Terpasung aku dalam pusaran rasa
Hingga tak mampu kulepaskan raga
Langit yang luas bukan lagi milikku
Aku hanya bisa menengadah
Menatap ke atas dari kejauhan
Karna sayapku tlah patah satu
Mengubur mimpi tuk terbang tinggi
Melatih diri untuk kompromi
Dengan bumi tempatku berdiri
Meski tertatih
Tetap kutelusuri jalan yang makin sunyi
Sarang yang kutinggalkan
Kini hanya jadi kenangan
Entah kapan aku kembali pulang
Awan tebal menyelimutinya
Hitam berarak beriringan
Mentaripun tak tampak jua
Kelam dan mencekam
Dinginpun menusuk tulang
Luluh lantak jiwa dan raga
Aku hanya tertegun dan diam
Termangu dalam ketakberdayaan
Menatap kepergianmu
Tanpa satupun pesan kau tinggalkan
Hanya perih yang tak berkesudahan
Ingin kubuang lara
Agar turut serta
Namun aku tak kuasa
Bertahta ia dalam jiwa
Mencabik-cabik seluruh asa
Hingga tak kulihat lagi cahaya
Air mata sudah hilang entah ke mana
Kering kerontang di padang gersang
Terpasung aku dalam pusaran rasa
Hingga tak mampu kulepaskan raga
Langit yang luas bukan lagi milikku
Aku hanya bisa menengadah
Menatap ke atas dari kejauhan
Karna sayapku tlah patah satu
Mengubur mimpi tuk terbang tinggi
Melatih diri untuk kompromi
Dengan bumi tempatku berdiri
Meski tertatih
Tetap kutelusuri jalan yang makin sunyi
Sarang yang kutinggalkan
Kini hanya jadi kenangan
Entah kapan aku kembali pulang
No comments:
Post a Comment