Thursday, January 3, 2019

Kodoknya nakal yaaa......?


17 Oct @Parenting

Sore hari sesampai di rumah, tampak anak-anak kecil sedang bermain gembira di jalan kampung . Berlari-larian sambil bersendau gurau, sementara para Bundanya mengawasi dari kejauhan sambil asyik mengobrol. Akupun menyapa dan beramah-ramah dahulu dengan mereka. Aku tinggal di sebuah perkampungan yang agak padat penduduk dengan beraneka pencaharian mereka. Sebagian besar para wanitanya adalah ibu rumah tangga, sehingga banyak waktu luang untuk bercengkerama dengan para tetangga. Tiba-tiba terdengar teriakan anak menangis di kerumuni teman-temannya. Rupanya ada anak yang terjatuh. Ibu si anak pun bergegas menghampiri dan menggendongnya.

“ Kenapa sayang….oh….kodoknya nakal ya….” , begitu kata si Ibu sambil menenangkan anaknya yang masih menangis.

“ Cup cup cup…sudah ya nangisnya..tuh kodoknya dah Bunda marahin, dah pergi “, lanjut Sang Ibu.

Anak kecil itupun perlahan menghentikan tangisnya, sambil bergelayut manja pada Bundanya. Tak lama kemudian dia sudah kembali bergabung dengan teman-temannya. Kembali ceria dan lupa dengan luka di kakinya karena terjauh tadi.

Aku menjadi tergelitik . Disadari atau tidak, bunda tadi telah mengajarkan pada anaknya untuk mencari-cari alasan. Bahkan lebih parahnya lagi cenderung menyalahkan benda lain untuk menenangkan buah hatinya. Kelihatannya memang sepele , ketika anak terjatuh kita menyalahkan kodok, batu, tanah atau benda lain yang tak punya perasaan, tetapi tahukah Bunda? Bahwa kejadian ini akan terekam dalam memory anak dan akan menjadi pelajaran berharga di masa depannya. Mereka akan cenderung menyalahkan orang-orang di sekitarnya ketika hal buruk terjadi padanya.

Kita ketahui bahwa pembentukan karakter anak itu tidak hanya dimulai ketika dia masih kanak-kanak, tetapi jauh sejak masih dalam kandungan. Apa yang kita lakukan akan terekam dalam alam bawah sadar anak. Maka janganlah kita rusak cara belajar anak terhadap kehidupan ini hanya dengan hal-hal sepele, seperti kasus di atas. Biarkan anak untuk belajar akan sebab akibat. Jatuhya dia sama sekali bukan karena kodok yang nakal, atau batu yang nakal, tetapi biarkan dia mengerti sendiri bahwa yang terjadi karena ketidak hati-hatian. Biarkan anak untuk paham dan latihan bertanggung jawab dengan perbuatannya. Masih banyak cara bagi para bunda untuk menenangkan buah hatinya yang sedang terjatuh atau sakit dengan tidak mencari kambing hitam.

Stop mencari kambing hitam dalam setiap kejadian , mari latih anak-anak kita untuk lebih berhati-hati, berani mengakui kesalahan tanpa menyalahkan orang lain. Pengalaman anak di masa emasnya akan menjadi guru yang hebat dalam perkembangannya menjadi generasi hebat . Generasi yang kita harapkan berkarakter dan berkepribadian kuat. Generasi hebat akan terlahir dari para bunda yang hebat. Semoga kita bisa belajar dari setiap kejadian.

No comments:

Post a Comment