Thursday, January 3, 2019
PPK dalam Pengamatan Jaringan Tumbuhan
24 Oct @Best Practice
PPK sudah diamanatkan dalam kurikulum 2013, dan menjadi tanggung jawab seluruh guru mata pelajaran, sehingga tidak hanya tugas guru Agama atau guru PKn saja . Penguatan Pendidikan Karakter harus terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Tidak terkecuali IPA pun demikian.
Hari ini saya mengajak siswa-siswa kelas 8 untuk melakukan pengamatan struktur dan fungsi jaringan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop. Dulu sebenarnya tersedia banyak mikroskop, namun gempa Bantul 2006 mengakibatkan kerusakan – kerusakan termasuk mikroskop, sehingga saat ini hanya tinggal 12 an mikroskop yang masih bisa digunakan.
Ada tiga macam jaringan yang akan diamati kali ini, yaitu penampang melintang batang jagung ( Zea mays ), penampang melintang batang kembang sepatu ( Hibiscus rosanensis ) dan jaringan daun pada Rhoe discolor. Untuk melihat jaringan dalam tumbuhan maka harus dibuat preparat lebih dahulu. Agar dapat diamati dengan jelas, maka tiap kelompok harus membuat preparat setipis mungkin. Cara menyayatpun harus dengan menggunakan silet yang tajam dengan arah menuju tubuh kita. Anak-anakpun membuat preparat , dan ternyata ini cukup sulit. Mereka harus berkali-kali melakukan penyayatan agar menghasilkan sayatan yang tipis. Setelah berhasil membuat preparat, mereka kemudian mengamatinya di bawah mikroskop.
Senyum ceria saat mereka berhasil menemukan jaringan yang dimaksud.
“ Bu…sel-selnya seperti batu bata ya…?
Tanya seorang siswa yang telah berhasil mengamati
“ Ada yang seperti conblok Bu…,ada yang seperti cristal, “ timpal yang lain-lain.
Begitu ya….menurut kalian duluan mana yang ada? Tumbuhan atau batu-bata?
Serentak merekapun menjawab, “ Tumbuhan…”
“ Berarti siapa yang meniru?
Setelah menggiring pemikiran anak-anak ke topik ini, akhirnya saya mengarahkan mereka kepada kebesaran Sang Pencipta. Betapa indah karya –Nya, sekecil apapun bagian tumbuhan yang diciptakan, Allah sudah mempertimbangkannya secara detail. Dan tidak ada yang sia-sia dari penciptaanya. Bahkan bangunan-bangunan karya manusia sebenarnya terinspirasi dari ciptaan Tuhan. Bentuk gedung, tembok ataupun tekhnologi yang lain banyak yang terinspirasi dari tumbuhan ciptaan Sang Maha Besar. Lalu masih pantaskah kita menjadi hamba Nya yang sombong ? Mari syukuri segala keagungan Sang Maha Pencipta dengan terus berusaha menjadi insan yang lebih baik. Berusaha untuk terus meningkatkan kualitas diri agar menjadi pribadi yang lebih berarti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment